
Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia yang dikelilingi gunung berapi
aktif dan termasuk dalam lingkar gunung api pasifik. Saat ini di
Indonesia terdapat 127 gunung aktif serta 5 juta orang penduduk yang
bermukim di sekitarnya.
19 gunung diantaranya kini berstatus waspada dan siaga. Gunung api di
Indonesia sebagian besar terbentuk akibat tumbukan antar tiga lempeng
tektonik yang mengapit bumi nusantara yaitu Eurasia Indo Australia dan
lempeng pasifik.
Kecepatan tumbukan antar lempeng mencapai empat hingga enam centi meter
per tahun menghujam di wilayah Indonesia, memberikan kesempatan pada
magma untuk naik ke atas permukaan.
Sinabung belum lagi usai, Gunung Kelud di Jawa Timur mengamuk. Dalam
sejarahnya, gunung di perbatasan tiga kabupaten, Blitar, Kediri dan
Malang ini adalah salah satu gunung yang meletus dengan hebat.
Ada 127 gunung api aktif di Indonesia. Beberapa di antara memiliki
sejarah pernah meletus dengan daya letusan yang sangat besar dan
menimbulkan korban jiwa sangat banyak. Untuk mengukur kekuatan letusan
gunung api digunakan Volcanic Explosivity Index (VEI) yang dicetuskan
oleh Chris Newhall dari Survei Geologi Amerika Serikat dan Steve Self
dari Universitas Hawai.
Berikut adalah letusan dahsyat gunung api yang pernah terjadi di Indonesia :
1.
Gunung Toba
Gunung Toba Sebagian orang mungkin tak tahu ada Gunung Toba karena
lebih mengenal nama danau Toba yang indah di Sumatera Utara. Padahal
Danau Toba yang terkenal itu tak lain adalah kaldera dari Gunung Toba
yang diperkirakan meletus sekitar 74 ribu tahun silam. Erupsi Toba
mencapai level 8 dalam ukuran VEI sehingga disebut super volcano.
Letusannya saat itu hampir memusnahkan umat manusia di muka bumi. Usai
letusan, Toba juga menyebabkan mega tsunami yang menjadi bencana massal
umat manusia. Sebelum punah dan tak berbentuk lagi seperti sekarang,
Toba diperkirakan pernah tiga kali meletus. Letusan pertama terjadi
sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan
Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. Letusan kedua yang
memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini
membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara
Silalahi dengan Haranggaol. Letusan ketiga atau yang paling dahsyat
terjadi pada 74 ribu tahun lalu. Letusan ketiga ini menghasilkan
kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di
tengahnya. Gunung Toba ini tergolong supervolcano. Hal ini dikarenakan
Gunung Toba memiliki kantong magma besar, yang jika meletus kalderanya
besar sekali. Volcano biasa rata-rata kalderanya ratusan meter,
sedangkan Supervolcano dapat mencapai puluhan kilometer.
2.
Gunung Tambora
Gunung Tambora Meletus pada April 1815, dengan kekuatan letusannya
mencapai level 7 VEI. Akibat letusannya sebanyak 71 ribu orang tewas.
Tambora terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dentuman
letusannya saat itu terdengar hingga Pulau Sumatera. Abu vulkanik jatuh
di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku.
Lebih dari itu, letusan tambora menyebabkan perubahan iklim dunia.
Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai tahun tanpa musim
panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa akibat
debu yang dihasilkan dari letusan Tambora.Akibat perubahan iklim yang
drastis ini banyak panen gagal dan kematian ternak di belahan utara
bumi. Hal ini menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
3.
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau meletus pada Agustus 1883 dengan kekuatan letusan
level 6 skala VEI. Letusannya menyembutkan material vulkanik hingga
sampai Afrika. Sebagian besar muka bumi gelap selama beberapa hari saat
Krakatau meletus. Wilayah Lampung pesisir dan Banten pesisir musnah
karena gelombang tsunami hingga 40 meter dan awan panas yang menerjang.
Korban jiwa mencapai 36 ribu orang. Daya ledaknya diperkirakan 30 ribu
lebih kuat dibandingkan bom atom yang meratakan Hiroshima dan Nagasaki.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau
Rodrigues dekat Afrika. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim
global. Beberapa tahun setelah meledak dan punah, sebuah ledakan
terdengar di tengah-tengah Selat Sunda dan disusul tumbuhnya gundukan
baru. Gundukan ini terus tumbuh hingga akhirnya menjadi gunung baru dan
diberi nama Anak Krakatau. Gunung ini sekarang bersatatus waspada dan
terus diamati. Anak Krakatau kini menjadi salah satu gunung api yang
diwaspadai.
4.
Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 dengan
kekuatan letusan level 5 VEI. Letusan menewaskan 4.000 jiwa dan
menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan
sejauh 40 km dari puncak gunung. Letusan berikutnya terjadi pada tahun
Oktober 1894. Letusan kali ini menghancurkan 50 desa, sebagian rumah
ambruk karena tertimpa hujan abu. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 5
Mei 1982 disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar.
Kegiatan letusan berlangsung selama 9 bulan dan berakhir pada 8 Januari
1983.
5.
Gunung Merapi
Gunung Merapi Merapi merupakan gunung berapi di bagian tengah Pulau
Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Berada
di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Gunung ini punya tingkat
keaktifan setiap dua hingga lima tahunan. Merapi juga dikelilingi oleh
pemukiman yang cukup padat. Sultan Kraton Yogyakarta sampai harus
menunjuk juru kunci gunung yang bisa membaca tanda-tanda merapi untuk
memberi peringatan penduduk saat terjadi erupsi. Sejak tahun 1548,
gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letusan-letusan Merapi yang
dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa
diselimuti abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan
Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930
menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang. Erupsi terakhir Merapi
tahun 2010 bahkan menewaskan juru kuncinya, Mbah Maridjan. Ia tewas di
rumahnya di Dusun Kinahrejo akibat awan panas gunung api yang
“dirawatnya” selama bertahun-tahun.
6.
Gunung Kelud
Gunung Kelud sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban
lebih dari 15.000 jiwa. Korban terbanyak terjadi pada letusan tahun 1586
di mana erupsi gunung ini merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901,
1919, 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat
aktivitasnya. Pola ini membuat para ahli gunung api menyimpulkan, siklus
letusan Kelud adalah 15 tahunan.Meski begitu, peningkatan aktivitasnya
terus dipantau. Seperti yang terjadi saat ini, Kelud berstatus waspada
dari semula aktif normal. Letusan 1919 termasuk yang paling mematikan
karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak 15.000 ha lahan produktif
karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak saat itu
telah dibangun bendungan penahan lahar pada tahun 1905. Letusan terakhir
Gunung Kelud terjadi pada November 2007.